Semua orang memahami bahwa oksigen adalah gas yang berguna sementara karbon dioksida (CO2) adalah limbah yang harus dikeluarkan.
Namun, CO2 ternyata memiliki kegunaan bagi tubuh. Konsentrasi CO2 yang berkurang sedikit saja dalam darah arteri dapat mempengaruhi pola pernapasan tubuh.
Juga dikenal sebagai hipokarbia (hypocarbia), hipokapnia (hypocapnia) mengacu pada kondisi penurunan kadar CO2 dalam aliran darah arteri dan merupakan kebalikan dari hiperkapnia.
Kondisi ini terkadang muncul akibat pengobatan darurat medis seperti hiperkalemia, tekanan darah tinggi (hipertensi), dll.
Di sisi lain, hipokapnia juga dapat terjadi akibat hiperventilasi.
Hipokapnia terjadi ketika karbon dioksida dalam aliran darah arteri turun di bawah 40 mm Hg.
Penyebab Hipokapnia
Berikut adalah beberapa penyebab hipokapnia
1. Hiperventilasi
Ritme pernapasan yang lebih cepat dan lebih dalam berpotensi menyebabkan hiperventilasi.
Kondisi ini umum terjadi selama latihan fisik (olahraga), dimana seseorang cenderung bernafas melalui mulut.
Bernapas berlebihan akan memicu berbagai keluhan seperti pusing dan beberapa gejala lain yang berkaitan dengan serangan panik.
Hiperventilasi mengurangi kadar CO2 dalam aliran darah (di bawah 40 mm Hg) sehingga menghasilkan peningkatan nilai pH darah.
Karena CO2 berperan meningkatkan keasaman darah, tingkat CO2 yang rendah menyebabkan darah menjadi basa.
Hal ini pada gilirannya menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak.
Selain itu, transportasi elektrolit penting untuk fungsi sistem saraf juga berkurang.
Rendahnya tingkat karbon dioksida dalam aliran darah juga memicu vasokonstriksi serebral sehingga mengakibatkan hipoksia serebral.
2. Penyakit Ginjal
Selain paru-paru, ginjal juga bertanggung jawab mengatur kadar karbon dioksida dalam darah.
Darah yang memiliki level karbon dioksida rendah mungkin merupakan indikasi dari penyakit ginjal.
Karena CO2, asam karbonat, dan bikarbonat dalam darah bersama-sama menyeimbangkan pH darah, penurunan nilai pH juga menunjukkan terjadinya masalah pada ginjal.
Penyakit Addison, ketoasidosis diabetik, overdosis obat, gagal jantung, dan lain-lain juga merupakan penyebab lain rendahnya tingkat karbon dioksida dalam darah.
Gejala Hipokapnia
Gejala ringan yang berkaitan dengan kondisi ini adalah sembelit, hidung tersumbat, batuk terus-menerus, dll.
Gejala lainnya meliputi:
- Gangguan penglihatan
- Kegelisahan
- Pusing
- Kram otot
- Peningkatan keparahan asma
- Sesak napas
- Muntah
Pengobatan Hipokapnia
Hipokapnia kronis dapat mengakibatkan hipoksia serebral yang merupakan kondisi berkurangnya oksigen di otak.
Selain itu, jika tidak diobati pada waktunya, hipokapnia dapat memicu kerusakan paru-paru dan berbagai penyakit paru-paru.
Jika penyakit ginjal menjadi penyebabnya, maka akar permasalah perlu ditangani. Pasien juga perlu diberi pelatihan pernapasan untuk menghindari masalah yang sama di masa depan.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking